Obat over-the-counter atau disebut juga obat golongan bebas adalah obat-obatan yang bisa dibeli dengan bebas di toko obat, apotek atau supermarket tanpa membutuhkan resep dokter. Obat ini dirancang untuk meredakan gejala umum atau masalah kesehatan yang ringan, misalnya seperti pilek dan flu.
Walaupun dijual bebas, Anda tidak boleh menyalahgunakan atau sembarangan dalam mengonsumsi obat ini. Ketahui panduan membeli obat OTC untuk pilek dan flu agar terhindar dari risiko seperti munculnya efek samping yang tidak diinginkan.
Panduan Membeli Obat OTC untuk Pilek dan Flu
Dari sebagian besar obat pilek dan flu yang dijual bebas, bisa dilihat pada kemasan obat bahwa obat memiliki efek untuk meredakan gejala seperti pilek, hidung tersumbat, sakit kepala, demam dan bersin. Obat ini tidak mengobati virus atau bakteri spesifik yang menyebabkan pilek dan flu, tetapi lebih menargetkan gejala yang timbul. Berikut adalah panduan untuk membeli obat untuk pilek dan flu.
Pilih dekongestan atau antihistamin?
Saat mengalami gejala pilek atau flu, ketika Anda membaca keterangan yang tercantum pada kemasan obat atau halaman situs, Anda mungkin melihat kata dekongestan atau antihistamin. Anda mungkin kebingungan harus memilih obat yang mengandung dekongestan atau antihistamin.
Dekongestan adalah sejenis obat yang membantu meredakan gejala hidung tersumbat. Obat ini membantu meredakan pembengkakan di area hidung dengan menyempitkan pembuluh darah dan menjaga cairan agar tidak masuk ke dalam sinus, sehingga memungkinkan Anda bernapas lebih lancar.
Sementara itu, antihistamin adalah kelompok obat yang umum digunakan untuk mengatasi gejala yang terkait dengan reaksi alergi, seperti gatal-gatal, mata berair, bersin, atau hidung berair. Gejala alergi ini muncul karena pelepasan histamin berlebihan oleh sistem kekebalan tubuh kita.
Setiap obat bisa memberikan efek samping pada orang-orang yang meminumnya. Karena antihistamin dan dekongestan memiliki efek samping yang menyebabkan kantuk, sebaiknya obat-obat ini tidak dikonsumsi saat akan berkendara atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Baca Juga: Selain Pilek, Ini Penyebab Hidung Tersumbat
Bolehkah minum dekongestan bila punya tekanan darah tinggi?
Karena obat dekongestan bekerja pada otot dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan pembuluh arteri, hal ini juga menyebabkan tekanan dalam arteri sedikit meningkat. Ada beberapa obat dekongestan seperti pseudoephedrine dan phenylephrine yang memiliki efek samping meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, serta meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
Walaupun sebagian besar orang bisa memakai obat dekongestan dengan aman, tapi bila Anda riwayat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung yang tidak terkontrol obat, maka sebaiknya berbicara dengan dokter sebelum mengonsumsi dekongestan.
Kapan perlu menggunakan nasal spray?
Nasal spray atau obat semprot hidung memiliki kandungan obat yang berbeda-beda. Ada obat semprot hidung yang mengandung dekongestan, ada yang mengandung garam isotonik, dan ada pula yang mengandung steroid atau antihistamin untuk mengatasi alergi dan peradangan.
Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tepat dan tidak menggunakannya melebihi dosis dan waktu yang direkomendasikan. Menggunakannya melebihi waktu yang direkomendasikan bisa membuat gejala hidung tersumbat berbalik muncul kembali atau semakin berat. Apabila Anda kebingungan memilih semprot hidung yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Anda, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum membeli dan menggunakannya.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Flu dan Pilek dari Gejalanya
Haruskah minum obat pereda nyeri dan demam?
Demam adalah respons alami tubuh terhadap infeksi yang terkadang dirasakan saat pilek atau flu. Demam menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang melawan penyakit. Anda tidak perlu mengonsumsi obat pereda nyeri dan penurun demam saat sedang pilek atau flu. Namun, bila Anda merasa tidak nyaman, Anda bisa memilih obat penurun demam seperti parasetamol dan mengonsumsinya sesuai dengan dosis yang tertera di kemasan.
apabila Anda memiliki kondisi medis tertentu, maka sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum minum obat pereda nyeri dan demam. Hindari juga mengonsumsi obat penurun demam berlebihan agar tidak menyebabkan overdosis dan efek samping yang tidak diinginkan.
Mengonsumsi obat OTC lebih lama atau dalam dosis tinggi dapat menyebabkan risiko overdosis atau efek samping yang tidak diinginkan. Jika gejala tidak membaik atau memburuk setelah mengonsumsi obat OTC, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan evaluasi dan pengobatan yang lebih tepat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma